PENGHANTAR LINGKUNGAN
MAKALAH PENGANTAR LINGKUNGAN
Nama : Habib Reza Maulana
Kelas : 2IB04
NPM : 12414967
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016
KATA
PENGANTAR
Puji dan
syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Pengantar Lingkungan
dengan judul “LINGKUNGAN DAN SEGALA ASPEKNYA" tepat waktu.
Makalah ini
tidak akan selesai tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai pihak yang meliputi
buku dan website pelajar lainnya. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima
kasih kepada teman-teman selaku pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah
ini.
Tak ada
gading yang tak retak. Demikian pula, tak ada karya yang sempurna. Oleh karena
itu, penyaji mengharapkan kritik dan saran dari pembahas untuk kemajuan makalah
ini di masa mendatang.
Akhir kata,
diharapkan makalah ini dapat berguna juga mendapatkan nilai yang sempurna.
Selain itu, penulis berharap melalui makalah ini, pembaca dapat mengerti
tentang isi yang disampaikan dalam makalah ini.
Daftar Isi
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
BAB I Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Tujuan
BAB II Pembahasan
1. Asas-Asas
Pengetahuan Lingkungan
A.
Pengertian Ekologi dan Ilmu Lingkungan Secara Umum
B.
Pengertian
Ekologi dan Ilmu Lingkungan Menurut Para Ahli
C. Perbedaan
Ekologi dan Ilmu Lingkungan
D. Asas-asas
Pengetahuan Lingkungan
2. Sumber
Daya Alam
A. Pengertian Sumber Daya Alam
B. Sumber Daya Alam di Indonesia
C. Sumber Daya Alam dan Pertumbuhan
Ekonomi
D. Pemanfaatan Sumber Daya Alam Hayati
dan Non Hayati
E. Landasan Kebijaksanaan Pengelolaan
Sumber Daya Alam
F. Karakteristik Ekologi Sumber Daya
Alam
G. Daya Dukung Lingkungan
H. Keterbatasab Kemampuan Manusia
BAB III Penutup
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
2. LATAR BELAKANG
Kita sebagai manusia harus mengetahui tentang asas-asas pengetahuan lingkungan.
tujuannya adalah untuk kita harus mentaati aturan-aturan yang telah berlaku
agar lingkungan yang ada di sekitar kita pada khususnya dan lingkungan
diseluruhnya pada umumnya tidak terjadi kerusakan. Karena sekarang banyak
terjadi kerusakan pada lingkungan di dunia yang disebabkan ketidak tahuan
manusia terhadap asas-asas tersebut, atau mungkin memang itu adalah ulah
manusia yang hanya memikirkan materi dan kepentingannya diri sendiri untuk
meraup banyak keuntungan tanpa memikirkan dampak yang terjadi pada lingkungan
yang ada di bumi nanti.
Dalam ilmu lingkungan kita mengenal berbagai macam tentang sumber daya alam,
baik itu yang dapat diperbarui atau yang tidak dapat diperbarui. Sumber daya
alam tersebut harus di gunakan dengan sebaik-baiknya.Asas di dalam suatu ilmu
pada dasarnya merupakan penyamarataan kesimpulan secara umum, yang kemudian
digunakan sebagai landasan untuk menguraikan gejala (fenomena) dan situasi yang
lebih spesifik. Asas dapat terjadi melalui suatu penggunaan dan pengujian
metodologi secara terus menerus dan matang, sehingga diakui kebenarannya oleh
ilmuwan secara meluas. Tetapi ada pula asas yang hanya diakui oleh segolongan
ilmuwan tertentu saja, karena asas ini hanya merupakan penyamarataan secara empiris
saja dan hanya benar pada situasi dan kondisi yang lebih terbatas, sehingga
terkadang asas ini menjadi bahan pertentangan. Ilmu lingkungan merupakan salah
satu ilmu yang mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari jasad hidup
(termasuk manusia) dengan lingkungannya, antara lain dari aspek sosial,
ekonomi, kesehatan, pertanian, sehingga ilmu ini dapat dikatakan sebagai suatu
poros, tempat berbagai asas dan konsep berbagai ilmu yang saling terkait satu
sama lain untuk mengatasi masalah hubungan antara jasad hidup dengan
lingkungannya.
Sumber Daya Alam
Sumber daya
alam (biasa disingkat SDA) adalah segala sesuatu yang muncul secara alami yang
dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusiapada umumnya. Yang tergolong
di dalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan
mikroorganisme, tetapi juga komponenabiotik, seperti minyak bumi, gas alam,
berbagai jenis logam, air, dan tanah.
2. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah selain sebagain aspek standar penilaian
mata kuliah Pengantar Lingkungan, juga agar membantu masyarakat agar mengetahui
dan memahami pengertian dari ekologi, ilmu lingkungan dan asas-asas pengetahuan
lingkungan. Dan juga sebagai bahan introspeksi diri bagi penulis agar
mengoreksi diri apakah sudah memahami dan mengetahui tentang asas-asas
pengetahuan lingkungan secara tepat atau tidak.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Asas-Asas
Pengetahuan Lingkungan
A. Pengertian Ekologi dan Ilmu
Lingkungan Secara Umum
Ekologi
adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme-organisme
hidup dengan lingkungannya. Berasal dari kata Yunani oikos (“habitat”) dan
logos (“ilmu”). Sangat diperhatikan dengan hubungan energi dan menemukannya
kembali kepada matahari kita yang merupakan sumber energi yang digunakan dalam
fotosintesis.
Habitat (berasal dari kata
dalam bahasa Latin yang berarti menempati) adalah tempat suatu spesies tinggal
dan berkembang. Pada dasarnya, habitat adalah lingkungan paling tidak
lingkungan fisiknya—di sekeliling populasi suatu spesies yang mempengaruhi
dan dimanfaatkan oleh spesies tersebut. Menurut Clements dan Shelford (1939),
habitat adalah lingkungan fisik yang ada di sekitar suatu spesies, atau
populasi spesies, atau kelompok spesies, atau komunitas.
Dalam ilmu ekologi, bila pada
suatu tempat yang sama hidup berbagai kelompok spesies (mereka berbagi habitat
yang sama) maka habitat tersebut disebut sebagai biotop. Bioma adalah
sekelompok tumbuhan dan hewan yang tinggal di suatu habitat pada suatu lokasi
geografis tertentu.
Pembagian Ekologi Menurut Habitatnya:
Ekologi perairan tawar
Ekologi laut
Ekologi darat
Menurut garis Taxonomi:
Ekologi tumbuhan
Ekologi vertebrata
Ekologi serangga
Ekologi jasad renik
ORGANISASI KEHIDUPAN:
BIOSFIR
ECOSISTEM
COMMUNITY
POPULATION
ORGANISME
B. Pengertian Ekologi dan Ilmu Lingkungan
Menurut Para Ahli
Untuk lebih
memahami tentang ekologi berdasarkan pendapat para ahli:
Menurut website carryinstitute.org, bahwa pengertian
ekologi adalah studi ilmiah tentang proses-proses yang mempengaruhi distribusi
dan kelimpahan organisme, interaksi yang ada pada organisme dan interaksi
antara organisme dan transformasi serta aliran energi dan materi.
Menurut
Ernst Haeckel (1866), Peneliti asal Jerman, bahwa pengertian ekologi adalah
ilmu pengetahuan komprehensif tentang hubungan organisme terhadap lingkungan
Menurut
Charles Elton (1927), secara singkat bahwa pengertian ekologi adalah
sejarah alam yang bersifat ilmiah "Scientific natural
history"
Menurut E.P.
Odum (1963) bahwa pengertian ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
struktur dan fungsi alam "The study of the structure and function
of nature"
Tahun 1972,
Menurut C. J. Krebs, pengertian ekologi adalah ilmu pengetahuan tentang
interaksi yang menentukan distribusi dan kelimpahan organisme
C. Perbedaan Ekologi dan Ilmu Lingkungan
Perbedaan utama ilmu lingkungan dan ekologi adalah
dengan adanya misi untuk mencari pengetahuan yang arif, tepat (valid), baru,
dan menyeluruh tentang alam sekitar, dan dampak perlakuan manusia terhadap
alam. Misi tersebut adalah untuk menimbulkan kesadaran, penghargaan, tanggung
jawab, dan keberpihakan terhadap manusia dan lingkungan hidup secara
menyeluruh. Timbulnya kesadaran lingkungan sudah dimulai sejak lama, contohnya
Plato pada 4 abad Sebelum Masehi telah mengamati kerusakan alam akibat perilaku
manusia. Pada zaman modern, terbitnya buku Silent Spring tahun 1962 mulai
menggugah kesadaran umat manusia.
Ilmu lingkungan merupakan bidang ilmu interdisipliner
yang merupakan integrasi ilmu fisik dan biologi (termasuk tapi tidak dibatasi
pada ekologi, fisika, kimia, biologi, ilmu tanah, geologi, ilmu atmosfer dan
geografi) untuk mempelajari tentang lingkungan dan solusi dari masalah-masalah
lingkungan. Ilmu lingkungan menyediakan pendekatan yang terintegrasi, kuantitatif,
dan interdisipliner untuk mempelajari sistem lingkungan (Anonim, 2011).
Ilmu
lingkungan adalah ilmu yang mempelajari tentang lingkungan hidup. Menurut
Soerjani, dkk (2006), ilmu lingkungan adalah penggabungan ekologi (manusia)
yang dilandasi dengan kosmologi (tatanan alam) yang mempunyai paradigma sebagai
ilmu pengetahuan murni. Hakikat ilmu pengetahuan pada dasarnya berkembang untuk
mendasari, mewarnai serta sebagai pedoman kearifan sikap dan perilaku manusia.
Ekologi adalah studi ilmiah
tentang distribusi kelimpahan hidup dan interaksi
antara organisme dan lingkungan alami mereka sedangkan ilmu
lingkungan adalah filosofi dan gerakan sosial yang
luas berpusat pada kepedulian terhadap konservasi
dan perbaikan lingkungan.
Ekologi dan ilmu lingkungan merupakan disiplin ilmu terkait
erat,
dan berhubungan dengan prinsip-prinsip yangsatu dengan
yang lain dan hal ini merupakan sesuatu yang penting
untuk sepenuhnya memahami satu dengan yang lain. Perbedaan utama
antara ekologi dan ilmu lingkungan yaitu ilmu lingkungan
merupakan bidang yang lebihmenyeluruh yang
menggabungkan banyak unsur ilmu bumi dan
kehidupan untuk memahami berbagai proses alam.Ekologi, di
sisi lain, biasanya lebih difokuskan pada bagaimana
organisme berinteraksi satu sama lain dan denganlingkungan
sekitarnya mereka. Kedua ilmu memberikan informasi yang
sangat penting tentang alam dan apa yang dapat
dilakukan untuk lebih melindungi planet dan melestarikan
sumber daya.
Sebuah perbedaan
penting antara ekologi dan ilmu lingkungan adalah
tujuan dari penelitian dalam
disiplin ilmumasing-masing. Tidak
seperti ilmuwan bidang lingkungan, ahli ekologi cenderung fokus
penelitian (kajian) mereka pada populasi yang sangat
spesifik dari makhluk hidup, seperti jenis tertentu
dari rumput atau kelompok ikan. Ahli ekologi berusaha untuk
memahami bagaimana populasi berinteraksi, bereproduksi,
dan berkembang dalam suatu ekosistem. Para ahli ekologi
lebih berkonsentrasi terutama pada faktor-faktor langsung
seperti penyediaan makanan,peristiwa makan memakan, dan seleksi
seksual dalam suatu kelompok melalui pengamatan yang cermat dan
penelitian sejarah. Ekologi menjelaskan perkembangan
dan adaptasi evolusioner yang
mempengaruhi suatu spesies.
Ahli
lingkungan melakukan penelitian laboratorium dan lapangan
untuk belajar tentang berbagai faktor yang
mempengaruhisuatu daerah. Seperti ekologi,
mereka juga mempelajari makhluk hidup dan perilaku
mereka secara rinci. Selain itu, para ahlilingkungan
mempertimbangkan dampak iklim, proses geologi, perubahan suhu, dan siklus air ketika
menyelidiki ekosistem. Sebagai contoh, seorang ahli lingkungan
mungkin melakukan penelitian tentang dampak dari musim
kering terutama pertumbuhan spesies tanaman yang berbeda di suatu
daerah. Ilmuwan kemudian dapat mencoba
untuk mengidentifikasi dampak negative yang
dihasilkanpada hewan herbivora di wilayah tersebut.
Memahami baik ekologi dan ilmu lingkungan sangat
penting dalam merumuskan hukum dan kebijakan tentang konservasi.
Ketika pihak pemerintah dan industri menetapkan standar baru, mereka
biasanya berkonsultasi profesional dengan latar belakang di bidang ekologi dan
ilmu lingkungan untuk memberikan pertimbangan.
Ahli Lingkungan akan
melakukan untuk menganalisistingkat pencemaran dan
faktor risiko lain di dekat sebuah pabrik
industri sedangkan ahli ekologi diperlukan untuk
menentukankesejahteraan populasi tertentu dan menyarankan
cara-cara untuk melindungi spesies yang terancam punah.
D. Asas-asas Pengetahuan Lingkungan
ASAS 1 (HUKUM THERMODINAMIKA
I)
Semua energi yang memasuki
sebuah organisme hidup, populasi atau ekosistem dapat dianggap sebagai energi
yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk
yang lain tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau diciptakan.
Asas ini adalah sebenarnya
serupa dengan hokum Thermodinamika I, yang sangat fundamental dalam
fisika. Asas ini dikenal sebagai hukum konservasi energi dalam persamaan
matematika.
Contoh:
Banyaknya kalori, energi
yang terbuang dalam bentuk makanan diubah oleh jasad hidup menjadi energi
untuk tumbuh, berbiak, menjalankan proses metabolisme, dan yang terbuang
sebagai panas.
ASAS 2 (HUKUM
THERMODINAMIKA II)
Tak ada system pengubahan
energi yang betul- betul efisien.
Pengertian:
Asas ini tak lain adalah hokum
Thermodinamika II, Ini berarti energi yang tak pernah hilang dari alam raya,
tetapi energi tersebut akan terus diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat.
Asas ini sama dengan
hukum termodinamika kedua dalam ilmu fisika. Hal ini berarti meskipun energi
itu tidak pernah hilang, namun demikian energi tersebut akan diubah dalam
bentuk yang kurang bermanfaat. Secara keseluruhan energi di planet kita ini
terdegradasi dalam bentuk panas tanpa balik, yang kemudian beradiasi ke angkasa.
Dalam sistem biologi, energi
yang dimanfaatkan baik oleh jasad hidup, populasi maupun ekosistem kurang
efisien, karena masukan energi dapat dipindahkan dan digunakan oleh
organisme hidup yang lain. Contohnya pada piramida makanan, tingkatan konsumen
yang paling bawah mendapatkan asupan energi yang banyak, sebaliknya
konsumen paling atas hanya mendapatkan sedikit, disamping itu pada setiap
tingkatanpun energi tidak dimanfaatkan secara efisien (banyak terbuang).
Energi yang dapat dimanfaatkan
oleh kita seperti tumbuhan, hewan, ikan dsb., itu termasuk kategori sumber
alam, namun demikian apakah sumber alam ini dapat diukur manfaatnya dan apa
batasan sumber alam tersebut?.
Sumber alam adalah segala
sesuatu yang diperlukan oleh organisme hidup, populasi, atau ekosistem yang
pengadaannya hingga ke tingkat optimum atau mencukupi, sehingga akan
meningkatkan daya pengubahan energi.
ASAS 3
Materi, energi, ruang, waktu,
dan keanekaragaman, termasuk kategori sumberdaya alam.
Pengertian:
Pengubahan energi oleh system
biologi harus Berlangsung pada kecepatan yang sebanding dengan adanya materi
dan energi di lingkungannya. Pengaruh ruang secara asas adalah beranalogi
dengan materi dan energi sebagai sumber alam.
Contoh:
Ruang yang sempit: dpt
mengganggu proses pembiakan organisme dg kepadatan tinggi.
Ruang yang terlalu luas:
jarak antar individu dalam populasi semakin jauh, kesempatan bertemu antara
jantan dan betina semakin kecil sehingga pembiakan akan terganggu.
Jauh dekatnya jarak sumber
makanan akan berpengaruh terhadap perkembangan populasi.
Waktu sebagai sumber alam
tidak merupakan besaran yang berdiri sendiri. Misal hewan mamalia dipadang
pasir, pada musim kering tiba persediaan air habis di lingkungannya, maka harus
berpindah kelokasi yang ada sumber airnya. Berhasil atau tidaknya hewan
bermigrasi tergantung pada adanya cukup waktu dan energi untuk menempuh jarak
lokasi sumber air.
Keaneka-ragaman juga merupakan
sumberdaya alam. Semakin beragam jenis makanan suatu spesies semakin kurang
bahayanya apabila menghadapi perubahan lingkungan yang dapat memusnahkan
sumber makanannya.
Materi dan energi sudah jelas
termasuk kedalam sumber alam. Ruang yang dimanfaatkan oleh organisme hidup
untuk hidup, berkembang biak dsb. dapat dianalogkan dengan materi dan energi, karena
dibutuhkan, sehingga secara asas termasuk katagori sumber alam. Begitu pula
dengan waktu, meskipun tidak dapat berdiri sendiri, namun termasuk kategori
sumber alam, karena berapa waktu yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk
mendapatkan makanan. Keanekaragaman juga termasuk ke dalam kategori sumber
alam, karena apabila suatu spesies hanya memakan satu spesies saja akan mudah
terancam punah, namun apabila makanannya beranekaragam dia akan mampu
“survive”.
Asas 3 ini mempunyai implikasi
yang penting bagi kehidupan manusia untuk mencapai kesejahteraannya
ASAS 4
Untuk semua kategori sumber
daya alam, kalau pengadaannya sudah mencapai optimum, pengaruh unit
kenaikannya sering menurun dengan penambahan sumberalam itu sampai ke suatu
tingkat maksimum. Melampaui batas maksimum ini tak akan ada pengaruh yang
menguntungkan lagi.
Untuk semua kategori
sumber alam (kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan pengadaannya yang
melampui batas maksimum, bahkan akan berpengaruh merusak karena kesan
peracunan. Ini adalah asas penjenuhan. Untuk banyak gejala sering
berlaku kemungkinan penghancuran yang disebabkan oleh pengadaan
sumberalam yang sudah mendekati batas maksimum.
Asas 4 tersebut terkandung
arti bahwa pengadaan sumberalam mempunyai batas optimum, yang berarti pula
batas maksimum, maupun batas minimum pengadaan sumberalam akan mengurangi daya
kegiatan sistem biologi.
Contoh:
Pada keadaan lingkungan yang
sudah stabil, populasi hewan atau tumbuhannya cenderung naik-turun (bukan naik
terus atau turun terus). Maksudnya adalah akan terjadi pengintensifan
perjuangan hidup, bila persediaan sumberalam berkurang. Tetapi
sebaliknya, akan terdapat ketenangan kalau sumberalam bertambah.
Untuk semua kategori
sumberdaya alam (kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan pengadaannya yang
melampaui batas maksimum, bahkan akan berpengaruh merusak karena kesan
peracunan. Ini adalah asas penjenuhan. Untuk banyak gejala sering berlaku
kemungkinan penghancuran yang disebabkan oleh pengadaan sumber alam yang sudah
mendekati batas maksimum.
Pada asas ini mempunyai arti
bahwa pengadaan sumber alam mempunyai batas optimum, yang berarti bahwa batas
maksimum maupun minimum sumber alam akan mengurangi daya kegiatan sistem
biologi. Dari sini dapat ditarik suatu arti yang penting, yaitu karena adanya
ukuran optimum pengadaan sumber alam untuk populasi, maka naik turunnya
jumlah individu populasi itu tergantung pada pengadaan sumber alam pada jumlah
tertentu.
ASAS 5
Pada asas 5 ini ada dua
hal penting, pertama jenis sumber alam yang tidak dapat menimbulkan
rangsangan untuk penggunaan lebih lanjut, sedangkan kedua sumber alam yang
dapat menimbulkan rangsangan untuk dapat digunakan lebih lanjut.
Contoh:
Suatu jenis hewan sedang
mencari berbagai sumber makanan. Kemudian didapatkan suatu jenis tanaman yang
melimpah di alam, maka hewan tersebut akan memusatkan perhatiannya kepada
penggunaan jenis makanan tersebut. Dengan demikian, kenaikan sumberalam
(makanan) merangsang kenaikan pendayagunaan.
ASAS 6
Individu dan spesies
yang mempunyai lebih banyak keturunan daripada saingannya, cenderung
berhasil mengalahkan saingannya.
Pengertian:
Asas ini adalah pernyataan
teori Darwin dan Wallace. Pada jasad hidup terdapat perbedaan sifat
keturunan Dalam hal tingkat adaptasi terhadap faktor lingkungan fisik atau
biologi. Kemudian timbul kenaikan kepadatan populasinya sehingga timbul
persaingan. Jasad hidup yang kurang mampu beradaptasi akan kalah dalam
persaingan. Dapat diartikan pula bahwa jasad hidup yang adaptif akan mampu
menghasilkan banyak keturunan daripada yang non-adaptif.
Pada asas ini berlaku “seleksi
alam”, artinya bagi spesies-spesies yang mampu beradaptasi baik dengan faktor
biotik maupun abiotik, dia akan berhasil daripada yang tidak dapat menyesuaikan
diri. Dapat diartikan pula, spesies yang adaptif akan mampu menghasilkan
keturunan lebih banyak daripada yang non adaptif, Sehingga individu-individu
yang adaptif ini mempunyai kesan lebih banyak merusak
ASAS 7
Kemantapan keanekaragaman
suatu komunitas lebihtinggi di alam yang “mudah diramal”.
Pengertian :
“Mudah diramal” : : adanya
keteraturan yang pasti pada pola faktor lingkungan pada suatu periode yang
relative lama. Terdapat fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan di
semua habitat, tetapi mudah dan sukarnya untuk diramal berbeda dari satu
habitat ke habitat lain.
Dengan mengetahui keadaan
optimum pada faktor lingkungan bagi kehidupan suatu spesies, maka
perlu diketahui berapa lama keadaan tersebut dapat bertahan. Pada
asas ini arti kata “mudah diramal” ialah adanya keteraturan yang pasti pada
pola faktor lingkungan dalam suatu periode yang relatif lama. Adanya fluktuasi
turun-naiknya kondisi lingkungan, besar-kecilnya fluktuasi, dan dan
sukar-mudahnya untuk diramal berbeda untuk semua habitat. Sehingga diharapkan
pada setiap lingkungan adanya penyebaran spesies yang berbeda-beda
kepadatannya. Apabila terjadi perubahan lingkungan sedemikian rupa, maka akan
terjadi perubahan pengurangan individu yang sedemikian rupa sampai pada batas
yang membahayakan individu-individu spesies tersebut. Lingkungan yang stabil
secara fisik merupakan lingkungan yang mempunyai jumlah spesies yang banyak,
dan mereka dapat melakukan penyesuaian terhadap lingkungannya tersebut (secara
evolusi). Sedangkan lingkungan yang tidak stabil adalah lingkungan yang dihuni
oleh spesies yang jumlahnya relatif sedikit. Menurut Sanders (1969) bahwa
komunitas fauna dasar laut mempunyai keanekaragaman spesies terbesar, hal ini
dijumpai pada habitat yang sudah stabil sepanjang masa dan lama. Kemudian
diinterpretasikan oleh Slobodkin dan Sanders (!969) sebagai pengaruh lingkungan
yang mudah diramal (stabil). Maksudnya ialah semakin lama keadaan lingkungan
dalam kondisi yang stabil, maka semakin banyak keanekaragaman spesies yang
muncul disitu sebagai akibat berlangsungnya proses evolusi. Menurut Pilelou
(1969) keadaan iklim yang stabil sepanjang waktu yang lama, tidak saja
melahirkan keanekaragaman spesies yang tinggi, tetap juga akan menimbulkan
keanekaragaman pola penyebaran kesatuan populasi.
ASAS 8
Sebuah habitat dapat jenuh
atau tidak oleh keanekaragaman takson, bergantung kepada bagaimana niche dalam
lingkungan hidup itu dapat memisahkan takson tersebut.
Pengertian:
Kelompok taksonomi tertentu
dari suatu jasad hidup ditandai oleh keadaan lingkungannya yang khas (niche),
tiap spesies mempunyai niche tertentu. Spesies dapat hidup berdampingan dengan
spesies lain tanpa persaiangan, karena masing-masing mempunyai keperluan dan
fungsi yang berbeda di alam.
Pada asas ini menyatakan bahwa
setiap spesies mempunyai nicia tertentu, sehingga spesies-spesies tersebut
dapat berdampingan satu sama lain tanpa berkompetisi, karena satu sama lain
mempunyai kepentingan dan fungsi yang berbeda di alam. Tetapi apabila ada
kelompok taksonomi yang terdiri atas spesies dengan cara makan serupa, dan
toleran terhadap lingkungan yang bermacam-macam serta luas, maka jelas bahwa
lingkungan tersebut hanya akan ditempati oleh spesies yang keanekaragamannya
kecil.
ASAS 9
Keanekaragaman komunitas
sebanding dengan biomassa dibagi produktivitas.
T = K x (B/P) ; D ≈ T
T = waktu rata-rata penggunaan
energi
K = koefisien tetapan
B = biomassa
P = produktivitas
D = keanekaragaman
Pengertian:
Asas ini mengandung arti,
bahwa efisiensi penggunaan aliran energidalam sistem biologi akan meningkat
dengan meningkatnya kompleksitas organisasi sistem biologi dalam suatu
komunitas.
Pada asas ini menurut Morowitz
(1968) bahwa adanya hubungan antara biomassa, aliran energi dan keanekaragaman
dalam suatu sistem biologi.
ASAS 10
Pada lingkungan yang stabil
perbandingan antara biomasa dengan produktivitas (B/P) dalam perjalanan waktu
naik mencapai sebuah asimtot.
Pengertian:
Sistem biologi menjalani
evolusi yang Mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam
lingkungan fisik yang stabil, dan memungkinkan berkembangnya keaneka-ragaman.
Dalam asas ini dapat
disimpulkan bahwa sistem biologi mengalami evolusi yang mengarah kepada
peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang stabil,
yang memungkinkan berkembangnya keanekaragaman. Dengan kata lain kalau
kemungkinan produktivitas maksimum sudah ditetapkan oleh energi matahari yang
masuk kedalam ekosistem, sedangkan keanekaragaman dan biomassa masih dapat
meningkat dalam perjalanan waktu, maka jumlah energi yang tersedia dalam sistem
biologi itu dapat digunakan untuk menyokong biomassa yang lebih besar. Apabila
asas ini benar, maka dapat diharapkan bahwa dalam komunitas yang sudah
berkembang lanjut pada proses suksesi, rasio biomassa produktivitas akan lebih
tinggi bila dibandingkan dengan komunitas yang masih muda. Pada kenyataan di
alam memang demikian, sebab spesies bertambah, dan ditemukan pula tumbuhan
berkayu sehingga diperoleh stratifikasi.
Implikasi dari asas ini bahwa
sebuah komunitas dapat dibuat tetap muda dengan jalan memperlakukan fluktuasi
iklim yang teratur. Atau pada komunitas buatan lahan pertanian dengan jalan
mengambil daun-daunannya untuk makanan hewan.
ASAS 11
Sistem yang sudah mantap
(dewasa) akan mengekploitasi yang belum mantap (belum dewasa).
Pengertian:
Ekosistem, populasi atau
tingkat makanan yang sudah dewasa memindahkan energi, biomasa, dan
keanekaragaman dari tingkat organisasi yang belum dewasa. Dengan kata lain,
energi, materi, dan keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran yang menuju
ke arah organisasi yang lebih kompleks. (Dari subsistem yang rendah
keanekara-gamannya subsistem yang tinggi keanekaragamannya).
Arti dari asas ini
adalah pada ekosistem, populasi yang sudah dewasa memindahkan
energi, biomassa, dan keanekaragaman tingkat organisasi ke arah yang belum
dewasa. Dengan kata lain, energi, materi dan keanekaragaman mengalir melalui
suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi yang lebih kompleks, atau dari
subsistem yang lebih rendah keanekaragamannya ke subsistem yang lebih tinggi
keanekaragamannya
ASAS 12
Kesempurnaan adaptasi suatu
sifat atau tabiat bergantung pada kepentingan relatifnya dalam keadaan suatu
lingkungan.
Pengertian:
Populasi dalam ekosistem yang
belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan lingkungan fisikokimia
dibandingkan dengan populasi dalam ekosistem yang sudah mantap. Populasi dalam
lingkungan dengan kemantapan fisiko kimia yang cukup lama, tak perlu berevolusi
untuk meningkatkan kemampuannya beradaptasi dengan keadaan yang tidak stabil.
Asas ini merupakan kelanjutan
dari asas 6 dan 7. Apabila pemilihan (seleksi) berlaku, tetapi keanekaragaman
terus meningkat di lingkungan yang sudah stabil, maka dalam perjalanan waktu
dapat diharapkan adanya perbaikan terus-menerus dalam sifat adaptasi terhadap
lingkungan. Jadi, dalam ekosistem yang sudah mantap dalam habitat (lingkungan )
yang sudah stabil, sifat responsive terhadap fluktuasi faktor alam yang tak
terduga ternyata tidak diperlukan. Yang berkembang justru adaptasi peka dari
perilaku dan biokimia lingkungan sosial dan biologi dalam habitat itu. Evolusi
pada lingkungan yang sukar ditebak perubahan faktor alamnya cenderung
memelihara daya plastis anggota populasi. Sedangkan evolusi pada lingkungan
yang mantap, beranekaragam secara biologi cenderung menggunakan kompleksitas
itu untuk bereaksi terhadap kemungkinan beraneka-macam perubahan.
Implikasi dari asas ini bahwa
sesungguhnya tidak ada sebuah strategi evolusi yang terbaik dan mandiri, semua
tergantung pada kondisi lingkungan fisik. Kesimpulannya bahwa populasi pada
ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan lingkungan
fisikokimia dibandingkan dengan populasi pada ekosistem yang sudah
mantap.
ASAS 13
Lingkungan yang secara fisik
mantap memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi dalam
ekosistem yang mantap, yang kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi
lebih jauh lagi.
Asas ini merupakan penjabaran
dari asas 7, 9 dan 12. Pada komunitas yang mantap, jumlah jalur energi yang
masuk melalui ekosistem meningkat, sehingga apabila terjadi suatu goncangan
pada salah satu jalur, maka jalur yang lain akan mengambil alih, dengan
demikian komunitas masih tetap terjaga kemantapannya. Apabila kemantapan
lingkungan fisik merupakan suatu syarat bagi keanekaragaman biologi, maka
kemantapan faktor fisik itu akan mendukung kemantapan populasi dalam ekosistem
yang mantap dan komunitas yang mantap mempunyai umpan-balik yang sangat
kompleks. Disini ada hubungan antara kemantapan ekosistem dengan efisiensi
penggunaan
energi.
ASAS 14
Derajat pola keteraturan
naik-turunnya populasi tergantung pada jumlah keturunan dalam sejarah populasi
sebelumnya yang nanti akan mempengaruhi populasi itu.
Asas ini merupakan kebalikan
dari asas ke 13, tidak adanya keanekaragaman yang tinggi pada rantai makanan
dalam ekosistem yang belum mantap, menimbulkan derajat ketidakstabilan populasi
yang tinggi.
Ciri-Ciri Lingkungan/
Komunitas yang Mantap:
• Jumlah jalur energi
yang masuk melalui ekosistem meningkat (banyak)
• Lingkungan fisik mantap
(mudah“diramal”)
• Sistem control umpan
balik (feedback) komunitas sangat kompleks
• Efisiensi penggunaan
energi
• Tingkat keanekaragaman
tinggi.
SUMBER DAYA ALAM
2. Sumber Daya Alam
A. Pengertian
Sumber Daya Alam
Sumber daya alam adalah sesuatu yang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup
lebih sejahtera yang ada di sekitar alam lingkungan hidup kita. Sumber daya
alam bisa terdapat di mana saja seperti di dalam tanah, air, permukaan tanah,
udara, dan lain sebagainya. Contoh dasar sumber daya alam seperti barang
tambang, sinar matahari, tumbuhan, hewan dan banyak lagi lainnya.
B. Sumber daya
alam di Indonesia
Sumber daya
alam Indonesia yang banyak dan beraneka ragam sudah dikenal oleh bangsa lain
sejak dulu. Bangsa India dan Cina bahkan sudah mengadakan hubungan dagang
dengan bangsa Indonesia sejak abad ke-2 Masehi. Komoditas perdagangan dari
Indonesia yang terkenal antara lain emas, cengkih, lada, kayu cendana, dan
kapur barus. Komoditas tersebut termasuk yang diperdagangkan di pasaran
internasional dengan nilai yang tinggi. Ketika hubungan dagang dengan pedagang
Cina mulai terjalin, para pedagang Indonesia diharapkan mampu menyediakan
barang dagangan yang bisa menyamai kedudukan barang-barang dagangan dari Asia
Barat. Kekayaan bumi Indonesia mampu menyediakan banyak barang seperti bahan
wangi-wangian, misalnya berbagai jenis kemenyan dan kayu harum seperti cendana,
kapur barus, dan berbagai jenis rempah-rempah. Barang komoditas tersebut mampu
menembus pasaran Cina. Sumber daya alam di Indonesia dapat dikelompokkan
menjadi sumber daya udara, sumber daya tanah, sumber daya air, sumber daya
hutan, sumber daya tambang dan sumber daya laut. Gambaran tentang setiap sumber
daya alam disampaikan pada bagian berikut ini.
1. Potensi
Sumber Daya Udara
Udara tidak
tampak mata, tidak berbau, dan tidak ada berasa. Kehadiran udara hanya dapat
dilihat dari adanya angin (udara yang bergerak) yang menggerakkan benda-benda,
seperti pohon yang tertiup angin, air yang bergelombang, dan lain-lain.
Walaupun demikian, udara merupakan salah satu jenis sumber daya alam, sama
seperti air, tanah, bahan tambang, laut, dan hutan. Mengapa udara termasuk
salah satu jenis sumber daya alam? Udara mempunyai banyak fungsi bagi kehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya. Manusia dan hewan pasti membutuhkan udara
untuk bernapas. Tumbuhan juga membutuhkan udara untuk melakukan proses
pembentukan zat makanan karbohidrat oleh tumbuhan (fotosintesis). Zat makanan
yang dihasilkan sangat bermanfaat untuk kehidupan manusia dan binatang. Udara
juga berfungsi melindungi kehidupan di permukaan bumi dari sinar ultraviolet
dan benda-benda dari angkasa luar yang jatuh ke bumi. Lapisan udara atau
atmosfer yang menyelubungi bumi menyaring radiasi ultraviolet yang dapat
mengganggu kehidupan di permukaan bumi. Benda-benda angkasa yang jatuh ke bumi
juga akan hancur di udara sebelum mencapai ke bumi. Bayangkanlah apa yang akan
terjadi jika tidak ada udara. Benda-benda dari angkasa luar akan banyak yang
sampai ke bumi sehingga akan membahayakan kehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya. Udara terdiri atas tiga unsur utama, yaitu (1) udara kering, (2) uap
air, dan (3) aerosol. Udara keringadalah unsur utama pembentuk udara, terdiri
atas nitrogen, oksigen, dan lain- lain. Sebagian besar unsur penyusun udara
kering adalah nitrogen, baru berikutnya oksigen dan sejumlah unsur lainnya yang
kecil persentasenya. Walaupun volumenya kecil, tetapi unsur-unsur itu memiliki
fungsi masing-masing yang sangat dibutuhkan untuk kehidupan. Di dalam udara
terdapat uap air yang berasal dari hasil penguapan (evaporasi). Proses
pemanasan oleh cahaya matahari mengakibatkan tubuh-tubuh air (mis: sungai,
danau, dan laut) sebagian akan berubah menjadi uap air yang mengisi udara di
atasnya. Karena itu, uap air tersebar tidak merata di permukaan bumi.
Persebaran uap air bergantung pada intensitas penyinaran matahari dan
keberadaan tubuh-tubuh air di suatu wilayah. Selain udara kering dan uap air,
dalam udara juga terdapat benda-benda berukuran kecil yang karena beratnya
sangat ringan yang disebut aerosol, ia mampu melayang- layang di udara. Aerosol
dapat berupa partikel berbentuk garam, garam natrium, karbon, sulfat, nitrat,
kalsium, kalium, silikat, partikel-partikel dari gunung berapi, dan lain-lain.
Aerosol dengan mudah dapat kita lihat ketika ada cahaya matahari yang masuk
lewat celah-celah pada suatu bangunan. Benda-benda kecil itu melayang-layang
dan akan terlihat dengan jelas. Tanpa semua unsur penyusun udara tersebut,
tentu kehidupan tidak berjalan seperti yang kita saksikan saat ini. Uap air
dalam udara sangat bermanfaat untuk proses terbentuknya hujan. Aerosol sangat
bermanfaat untuk kondensasi dan pembentukan hujan. Ketika uap air berubah
menjadi titik air, uap air perlu tempat untuk bertengger. Tempat itu adalah
partikel-partikel yang melayang di udara atau aerosol. Tanpa adanya aerosol,
hujan akan sulit terjadi. Melihat begitu pentingnya udara bagi kehidupan, tepat
jika dikatakan bahwa udara merupakan salah satu jenis sumber daya alam. Bagi
negara Indonesia, ruang udara menyangkut kedaulatan negara. Hal ini karena
ruang udara merupakan salah satu unsur pembentuk wilayah suatu negara selain
daratan. Karena itu, diperlukan pengaturan pemanfaatan ruang udara, misalnya
untuk kepentingan lalu lintas dirgantara. Sebagai contoh, pesawat militer tidak
diperbolehkan melewati wilayah udara suatu negara tanpa izin negara yang
bersangkutan.
2. Potensi
Sumber Daya Tanah
Tanah
merupakan tempat manusia melakukan berbagai aktivitas sehari-hari. Manusia
bercocok tanam, membangun rumah, membangun jalan, dan lain-lain di atas tanah.
Tanah juga dijadikan bahan untuk membuat bangunan, jalan, dan lain-lain.
Perhatikanlah tanah di sekitarmu! Termasuk jenis tanah apa? Seperti apakah warnanya?
Apakah warna tanah selalu sama di berbagai lokasi? Jika tidak, bagaimana warna
tanah yang pernah kamu lihat? Ya, ternyata tanah beragam cirinya, tidak hanya
warna, tetapi juga kedalaman, tekstur, struktur, usia, dan lain-lain.
Bagaimanakah proses terbentuknya tanah? Tanah asalnya terbentuk dari bahan
induk atau batuan. Bahan induk dapat berupa batuan beku maupun batuan sedimen.
Tanah yang terbentuk dari batuan beku asalnya dari lava yang keluar dari gunung
berapi lalu membeku. Batuan yang telah membeku tersebut kemudian terkena
pengaruh cuaca, terutama panas dan hujan. Batuan kemudian hancur dan
terbentuklah tanah. Hancurnya batuan juga dapat terjadi disebabkan adanya
tumbuhan yang akarnya mampu menghancurkan batuan. Potensi dan Sebaran Sumber Daya
Alam Indonesia Tanah juga terbentuk dari batuan sedimen. Batuan sedimen
tersebut mengalami pemadatan, mengeras, dan kemudian hancur oleh pengaruh
cuaca. Tanah yang terbentuk dari batuan sedimen berbeda dengan tanah yang
terbentuk dari batuan beku. Tanah yang terus menerus mengalami proses pelapukan
akan makin tebal atau dalam. Dengan demikian, usia tanah dapat ditentukan
dengan melihat ketebalan atau kedalaman tanahnya, makin tebal atau dalam, makin
tua usia tanah tersebut. Usia tanah dapat juga dilihat dari warna dan banyaknya
lapisan atau horizon tanahnya. Warna tanah berubah sehingga tanah yang memiliki
banyak horizon tanah dapat dikatakan tanah tersebut telah mengalami
perkembangan lanjut atau berusia tua. Biasanya, tanah yang berusia tuawarnanya
kemerah-merahan, sedangkan tanah yang lebih muda berwarna abu-abu atau
kehitaman sesuai dengan batuan yang menjadi bahan atau asal dari pembentukan
tanah tersebut. Berdasarkan sifat batuan induknya, secara umum tanah di
Indonesia dapat dibedakan menjadi: (1) tanah dengan bahan induk vulkanik, (2)
tanah dengan bahan induk bukan vulkanik, (3) tanah organik atau humus.
a. Tanah
dengan Bahan Induk Vulkanik Tanah vulkanik awalnya terbentuk dari material
vulkanik yang dikeluarkan saat gunung berapi meletus. Material vulkanik yang
dikeluarkan dari gunung berapi terdiri atas lava (magma yang mencapai permukaan
bumi melalui letusan gunung berapi) dan lahar (campuran air dan batuan yang
menuruni lereng gunung berapi sebagai akibat adanya gaya gravitasi). Istilah
lava juga bisa berarti aliran batuan yang cair yang mengalir dari kawah. Tanah
vulkanik terbentuk dari material vulkanik yang melalui proses panjang pelapukan
yang sangat lama. Biasanya, tanah vulkanik lebih subur jika dibandingkan dengan
jenis tanah lainnya. Itulah yang menyebabkan daerah yang berada di sekitar
gunung berapi menjadi daerah pertanian yang subur. Di manakah sebaran tanah
vulkanik di Indonesia? Sebaran tanah vulkanik tentu saja bersesuaian dengan
sebaran gunung berapi di Indonesia. Sebaran gunung berapi di Indonesia umumnya
terdapat di Jawa, Sumatra, Bali, dan Nusa Tenggara serta sejumlah daerah di
Sulawesi dan Maluku. Dengan demikian, sebaran tanah vulkanik berada di Pulau
Sumatra sepanjang Bukit Barisan, Pulau Jawa kecuali di utara Pegunungan Kendeng
(Bojonegoro), Pulau Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur kecuali
Pulau Sumba dan Timor. Selain itu, tanah vulkanik juga terdapat di Maluku
kecuali di Kepulauan Kei dan Aru, serta bagian utara Sulawesi.
b. Tanah
dengan Bahan Induk Bukan Vulkanik (Tanah Tertier) Bahan induk dari tanah ini
bukan hasil aktivitas atau letusan gunung berapi. Jika kita memperhatikan peta
sebaran tanah di Indonesia, sebaran tanah yang berbahan induk bukan vulkanik
terletak di daerah berikut.
1. Sebelah
timur dari rangkaian pegunungan di Sumatra (Pegunungan Bukit Barisan),
Kepulauan Riau, Bangka, Belitung, dan lain-lain.
2. Bagian
utara Jawa Timur (sebelah utara Pegunungan Kendeng) dan Madura.
3. Bagian
kecil dari Bali dan Nusa Tenggara Timur (Sumba, Timor).
4. Sebagian
besar wilayah Sulawesi. Kalimantan dan sebagian besar Papua.
5. Sebagian
besar Maluku.
c. Tanah
Organik Tanah organik (humus) adalah tanah yang terbentuk dari tumpukan
sisa-sisa tumbuhan. Di Indonesia, tanah organik dikenal dengan istilah lain
yaitu tanah gambut. Jenis tanah organik banyak ditemukan di rawa-rawa yang luas
seperti di sepanjang pesisir Kalimantan, di pantai timur Sumatra,di sekitar
muara Membramo, dan di sebelah utara Merauke, Papua. Warna tanah gambut ini
adalah cokelat kelam hitam sampai berwarna hitam.
3. Potensi
Sumber Daya Air
Pengertian
sumber daya air adalah : sumber daya berupa air yang memiliki daya guna atau
berpotensial bagi manusia. Kegunaan air meliputi penggunaannya pada bidang
pertanian, industri, rekreasi, rumah tangga, dan aktivitas lingkungan.
Perhatikanlah penduduk di sekitar tempat tinggal kamu memperoleh air dari mana
saja ? Apakah air tersebut akan habis dipergunakan oleh mereka? Mungkin
sebagian dari mereka memperoleh air dari sumur yang dibuatnya. Sebagian yang
lain mungkin dari danau, sungai, waduk, atau bahkan dari lembaga penyedia air.
Namun, walaupun terus dimanfaatkan, air tersebut tidak habis. Mengapa demikian?
Karena saat sinar matahari memanaskan permukaan bumi, terjadi penguapan atau
evaporasi. Dalam proses penguapan, air (zat cair) berubah wujud menjadi uap air
(zat gas). Uap air tersebut lalu naik menjauhi permukaan bumi dan terjadilah
proses kondensasi (perubahan uap air menjadi titik-titik air). Bersamaan dengan
proses tersebut, terbentuklah awan dan selanjutnya turun sebagai hujan.
Demikian seterusnya, air berubah wujud menjadi uap dan kadang menjadi es, kemudian
berubah menjadi air kembali. Melalui proses tersebut, dapat dimengerti mengapa
air tidak pernah habis. Proses ini dikenal sebagai siklus air atau siklus
hidrologi. Ada tiga siklus air, yaitu siklus pendek, sedang, dan panjang. Untuk
memahami prosesnya, amati gambar-gambar berikut ini. Potensi Sumber Daya Air di
Indonesia Siklus Pendek Siklus air yang diuraikan di atas disebut sebagai
siklus pendek. Sementara pada siklus sedang, air yang menguap ke atas berubah
menjadi titik-titik air. Dari titik-titik air itu, terbentuklah awan. Angin
membawa awan sehingga berpindah lokasinya ke wilayah lainnya atau daratan. Di
daerah tertentu, awan tersebut kemudian menurunkan hujan. Aliran air hujan
kemudian masuk ke sungai dan akhirnya kembali ke laut. Potensi Sumber Daya Air
di Indonesia Siklus Sedang Siklus air bisa lebih panjang dibandingkan dengan
siklus sedang. Air yang menguap ke udara kemudian mengalami kondensasi dan
berubah menjadi partikel-partikel es melalui proses sublimasi. Pada tahap
berikutnya, air yang menjadi kristal-kristal es kemudian turun sebagai hujan
dan atau salju. Di daratan, salju tersebut kemudian membentuk gletser. Es
kemudian mencair dan masuk ke sungai dan akhirnya es yang mencair itu mengalir
menuju lautan. Potensi Sumber Daya Air di Indonesia Siklus Panjang Sumber daya
air di Indonesia sangat berlimpah karena curah hujan yang besar. Namun, di
beberapa daerah seperti di Nusa Tenggara Timur, sumber daya airnya kurang
karena curah hujannya kecil. Di samping itu, kondisi tanah di NTT berbatu
hingga air tidak dapat meresap dengan baik ke dalam tanah. Kekurangan air pada
musim kemarau umumnya lebih banyak terjadi karena kerusakan lingkungan akibat
ulah manusia. Akibat sebagian hutan telah ditebang untuk kepentingan manusia,
fungsi hutan menyimpan cadangan air pada saat musim hujan menjadi tidak
berfungsi. Pada saat musim hujan, air hujan mengalir ke sungai dan kemudian ke
laut tanpa banyak mengisi cadangan air dalam tanah. Akibatnya, pada musim
kemarau hanya sedikit air dalam tanah yang tersedia akibat penebangan hutan
yang tidak terkendali. Tidak adanya air yang mengalir ke sungai-sungai yang ada
sehingga sungai-sungai tersebut menjadi kering. Air di Indonesia tersedia dalam
berbagai bentuk, antara lain air hujan, air danau, air sungai, dan air tanah.
4. Potensi
Sumber Daya Hutan
Pernahkah
kamu melihat dan pergi ke hutan? Pernahkah kamu melihat penduduk yang
memanfaatkan hutan? Apa saja yang dimanfaatkan dari hutan? Hutan di Indonesia
dikenal sebagai hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis seringkali digambarkan
sebagai hutan yang lebat, padahal kenyataannya tidak selalu demikian. Hutan
tropis di Indonesia sangat bervariasi, mulai dari hutan primer sampai hutan
mangrove. Potensi sumber daya hutan di wilayah Indonesia sangat besar, yaitu
mencapai 99,6 juta hektar atau 52,3% dari seluruh luas wilayah Indonesia
(Kemenhut, 2011). Luas hutan yang besar tersebut saat ini masih dapat dijumpai
di Kalimantan, Papua, Sulawesi, dan Sumatra. Di Jawa, luas hutan telah
mengalami banyak penurunan karena terjadi alih fungsi untuk pertanian dan
permukiman penduduk. Sementara itu, di Sumatra dan Kalimantan banyak dijumpai
alih fungsi hutan menjadi pertanian dan perkebunan. Potensi Sumber Daya Hutan
di Indonesia Potensi Sumber Daya Hutan Selain hutannya yang sangat luas, hutan
Indonesia juga menyimpan beragam kekayaan flora dan fauna atau keanekaragaman
hayati yang sangat besar. Bahkan, banyak di antaranya merupakan spesies endemik
atau hanya ditemukan di Indonesia, tidak ada ditemukan di tempat lainnya Hasil
hutan sebagai salah satu potensi sumber daya hutan, sebenarnya tidak hanya
sekadar kayu. Hutan tropis yang dimiliki Indonesia juga menghasilkan beragam
buah-buahan dan tumbuhan obat-obatan. Namun demikian, hasil hutan yang banyak
dikenal penduduk adalah sebagai sumber kayu. Setidaknya terdapat 4 ribu jenis
kayu yang 267 jenis di antaranya merupakan kayu yang memiliki nilai ekonomi
tinggi. Secara umum, jenis-jenis kayu dan sebarannya adalah sebagai berikut.
Kayu meranti, keruing, agathis dihasilkan terutama di Sulawesi, Papua, dan
Kalimantan. Kayu jati banyak dihasilkan terutama di Jawa Tengah. Rotan banyak
dihasilkan di Kalimantan, Sumatra Barat dan Sumatra Utara. Kayu cendana banyak
dihasilkan di NTT. Kayu akasia dan rasamala banyak dihasilkan di Jawa Barat.
Potensi Sumber Daya Hutan di Indonesia Hutan Gundul Mengapa kita harus
menyelamatkan hutan? Lihat gambar hutan gundul disamping, hutan yang kita
miliki saat ini ternyata telah mengalami banyak kerusakan. Ini berarti potensi
sumber daya hutan Indonesia berkurang. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh
Kementerian Kehutanan, laju kerusakan hutan kita mencapai 300 ribu ha/tahun.
Akibatnya, banyak spesies tumbuhan dan hewan yang terancam punah, bahkan
beberapa di antaranya dianggap punah. Jika hal ini terjadi secara
terus-menerus, bukan tidak mungkin pada masa yang akan datang hutan kita akan
habis. Padahal, hutan memiliki banyak manfaat atau fungsi, yaitu seperti
berikut. Tempat menyimpan air hujan dan kemudian mengalirkannya ke
sungai-sungai dan danau hingga pada musim kemarau daerah tersebut tidak
mengalami kekeringan. Tempat hidup bagi flora dan fauna yang menjadi sumber
makanan dan obat-obatan pada saat ini maupun pada masa yang akan datang.
Mencegah terjadinya erosi atau pengikisan karena air hujan tidak langsung jatuh
ke tanah yang mengakibatkan kikisan tanah-tanah yang subur. Menghasilkan
oksigen dan menyerap karbon dioksida sehingga suhu bumi jadi lebih terkendali.
Sumber kehidupan bagi masyarakat, khususnya penduduk sekitar hutan dari produk
yang dihasilkannya. Mari menjaga hutan kita bersama-sama sehingga potensi
sumber daya hutan Indonesia tidak terus berkurang dan dapat dinikmati oleh
bangsa Indonesia selamanya
5. Potensi
Sumber Daya Tambang
Perhatikanlah
keadaan sekitar tempat tinggal kalian masing-masing! Adakah kegiatan
penambangan yang dilakukan oleh penduduk di sekitar tempat tinggal kamu?
Kegiatan penambangan apakah yang umumnya dilakukan oleh mereka? Indonesia
merupakan salah satu negara di dunia yang kaya akan bahan tambang. Beraneka
bahan tambang tersedia untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun luar
negeri. Aktivitas pertambangan telah menghasilkan banyak devisa bagi Indonesia.
Seberapa besarkah potensi sumber daya tambang di Indonesia? Di manakah jenis
dan lokasi pertambangan di Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan tersebut,
perhatikanlah peta berikut ini.
a. Minyak
Bumi dan Gas Minyak bumi dan gas merupakan sumber energi utama yang saat ini
banyak dipakai untuk keperluan industri, tranportasi, dan rumah tangga. Saat
ini telah dikembangkan sumber energi alternatif, misalnya bioenergi dari
beberapa jenis tumbuhan dan sumber energi lainnya, seperti energi matahari,
angin, dan gelombang. Namun, produksi energi dari sumber energi alternatif
masih terbatas jumlahnya. Cadangan minyak bumi Indonesia terus berkurang
seiring dengan pengambilan atau eksploitasi yang terus dilakukan. Ada yang
memperkirakan dalam kurun waktu 14 tahun ke depan, cadangan tersebut akan habis
dan Indonesia terpaksa harus membeli atau mengimpor dari negara lain. Hal itu
tidak akan terjadi dengan cepat jika ditemukan cadangan baru yang diperkirakan
masih besar. Cadangan minyak bumi Indonesia diperkirakan masih cukup besar.
Adapun sebaran penghasil minyak pada sejumlah pulau di Indonesia sebagai
potensi sumber daya tambang di Indonesia dapat dilihat pada data berikut ini.
Sumatra : Pereula dan Lhokseumawe (Aceh Darussalam), Sungai Pakning dan Dumai
(Riau), Plaju, Sungai Gerong dan Muara Enim (Sumatra Selatan) Jawa : Jati
Barang Majalengka (Jawa Barat), Wonokromo, Delta (Jawa Timur), Cepu, Cilacap
(Jawa Tengah). Kalimantan : Pulau Tarakan, Balikpapan, Pulau Bunyu dan Sungai
Mahakam (Kalimantan Timur), Rantau, Tanjung, dan Amuntai (Kalimantan Selatan).
Maluku : Pulau Seram dan Tenggara Papua : Klamono, Sorong, dan Babo
b. Batu Bara
Batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari sisa tumbuhan yang telah
mati dan mengendap selama jutaan tahun yang lalu. Unsur-unsur yang menyusunnya
terutama adalah karbon, hidrogen, dan oksigen. Potensi Sumber Daya Alam Tambang
di Indonesia Batu bara digunakan sebagai sumber energi untuk berbagai
keperluan. Energi yang dihasilkan batu bara dapat digunakan untuk pembangkit
listrik, untuk keperluan rumah tangga (memasak), pembakaran pada industri batu
bata atau genteng, semen, batu kapur, bijih besi dan baja, industri kimia, dan
lain-lain. Cadangan batu bara Indonesia hanya 0,5% dari cadangan batu bara
dunia. Namun, dilihat dari produksinya, cadangan batu bara Indonesia merupakan
yang ke-6 terbesar di dunia dengan jumlah produksi mencapai 246 juta ton. Batu
bara dapat dijumpai di sejumlah pulau, yaitu Kalimantan dan Sumatra. Potensi
batu bara sebagai potensi sumber daya tambang di Indonesia di kedua pulau
tersebut sangat besar. Pertambangan batu bara di Kalimantan terdapat di
Kalimantan Timur (Lembah Sungai Berau dan Samarinda), Sumatra Barat (Ombilin
dan Sawahlunto), Sumatra Selatan (Bukit Asam dan Tanjung Enim).
c. Bauksit
Bauksit adalah sumber bijih utama untuk menghasilkan aluminium. Bauksit
bermanfaat untuk industri keramik, logam, kimia, dan matulergi. Indonesia
memiliki bauksit sebagai potensi sumber daya tambang di Indonesia yang cukup
besar dengan produksi mencapai 1.262.710 ton. Sebagian dari hasil pertambangan
bauksit dimanfaatkan untuk industri dalam negeri dan sebagian lainnya diekspor.
Bauksit ditambang di daerah Riau (Pulau Bintan) dan Kalimantan Barat (Singkawang).
d. Pasir
Besi Pasir besi dimanfaatkan untuk industri logam besi dan industri semen.
Aktivitas penambangan pasir besi sebagai potensi sumber daya tambang di
Indonesia dapat ditemukan di Cilacap (Jawa Tengah), Sumatra, Lombok,
Yogyakarta, Gunung Tegak (Lampung), Pegunungan Verbeek (Sulawesi Selatan), dan
Pulau Sebuku (Kalimantan Selatan).
e. Emas Emas
umumnya dimanfaatkan untuk perhiasan. Berdasarkan data Tekmira ESDM, produksi
emas Indonesia pada tahun 2003 mencapai 141.019 ton. Emas ditambang di Jawa
Barat (Cikotok dan Pongkor), Papua (Freeport, Timika), Kalimantan Barat
(Sambas), Nanggroe Aceh Darussalam (Meulaboh), Sulawesi Utara (Bolaang
Mongondow, Minahasa), Riau (Logos), dan Bengkulu (Rejang Lebong).
f. Timah
Timah dimanfaatkan sebagai bahan baku logam pelapis, solder, cendera mata, dan
lain-lain. Aktivitas penambangan timah sebagai potensi sumber daya tambang di
Indonesia terdapat di Sungai Liat (Pulau Bangka), Manggara (Pulau Belitung),
dan Dabo (Pulau Singkep) serta Pulau Karimun.
g. Tembaga
Tembaga banyak dimanfaatkan dalam industri peralatan listrik, industri
konstruksi, pesawat terbang, kapal laut, atap, pipa ledeng, dekorasi rumah,
mesin-mesin pertanian, pengatur suhu ruangan, dan lain-lain. Aktivitas
penambangan tembaga terdapat di Papua oleh PT. Freeport.
h. Nikel
Nikel adalah bahan paduan logam yang banyak digunakan pada industri logam.
Nikel sebagai potensi sumber daya tambang di Indonesia ditambang di daerah
Soroako, Sulawesi Tenggara. Daerah lain yang memiliki potensi nikel adalah
Papua dan Maluku.
i. Aspal
Aspal digunakan sebagai bahan utama untuk membuat jalan. Aspal sebagai potensi
sumber daya tambang di Indonesia ditambang di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara.
j. Mangan
Mangan banyak digunakan untuk proses pembuatan besi baja, pembuatan baterai
kering, keramik, gelas, dan sebagainya. Mangan sebagai potensi sumber daya
tambang di Indonesia ditambang di daerah Tasikmalaya (Jawa Barat), Kiripan
(Yogyakarta), dan Martapura (Kalimantan Selatan). Potensi Sumber Daya Alam
Tambang di Indonesia Belerang
k. Belerang
Belerang sebagai potensi sumber daya tambang di Indonesia banyak ditemukan di
Gunung Welirang, Jawa Timur dan Gunung Patuha, Jawa Barat.
l. Marmer
Marmer terbentuk dari proses malihan batu gamping atau batu kapur. Suhu dan
tekanan bekerja pada batu gamping karena adanya tenaga endogen atau tenaga dari
dalam bumi. Marmer banyak digunakan untuk seni pahat, patung, meja, dinding,
lantai rumah, dan lain-lain. Marmer sebagai potensi sumber daya tambang di
Indonesia ditambang di Tulungagung (Jawa Timur), Lampung, dan Makassar.
m. Yodium
Yodium digunakan sebagai bahan baku utama untuk larutan obat dalam alkohol,
kesehatan, herbisida, industri desinfektan, serta digunakan dalam garam agar lebih
sehat. Yodium sebagai potensi sumber daya tambang di Indonesia ditambang di
Semarang (Jawa Tengah) dan Mojokerto (Jawa Timur).
6. Potensi
dan Persebaran Sumber Daya Laut
Sumber daya
laut adalah unsur hayati dan non hayati yang terdapat di wilayah laut. Apakah
kalian suka makan ikan sebagai lauk pauk tiap hari. Ikan yang kalian makan itu
termasuk ikan darat atau ikan laut? Kalau ikan darat, tahukah kalian bagaimana
cara membudidayakannya? Kalau ikan laut, bagaimana caranya ikan tersebut dapat
kalian peroleh dan nikmati? Luas laut Indonesia mencakup 2/3 dari seluruh luas
wilayah Indonesia, yaitu 5,8 juta km2. Di dalam laut tersebut, tersimpan
kekayaan alam yang luar biasa besarnya. Potensi sumber daya laut Indonesia
tidak hanya berupa ikan, tetapi juga bahan tambang seperti minyak bumi, nikel,
emas, bauksit, pasir, bijih besi, timah, dan lain-lain yang berada di bawah
permukaan laut. Kekayaan yang dapat dimanfaatkan dari sumber daya laut yang
lain adalah sumber daya alam berupa mangrove, terumbu karang, dan lain-lain.
Sumber daya tersebut dikenal dengan sumber daya pesisir.
a. Perikanan
Potensi dan Persebaran Sumber Daya Laut di Indonesia Budi Daya Ikan Sumber daya
perikanan laut adalah salah satu potensi sumber daya laut di indonesia yang
sejak dulu telah dimanfaatkan penduduk. Laut Indonesia memiliki angka potensi
lestari yang besar, yaitu 6,4 juta ton per tahun. Yang dimaksud dengan potensi
lestari adalah potensi penangkapan ikan yang masih memungkinkan bagi ikan untuk
melakukan regenerasi hingga jumlah ikan yang ditangkap tidak mengurangi
populasi ikan. Berdasarkan aturan internasional, jumlah tangkapan yang
diperbolehkan adalah 80% dari potensi lestari tersebut atau sekitar 5,12 juta
ton per tahun. Kenyataannya, jumlah hasil tangkapan ikan di Indonesia belum
mencapai angka tersebut. Ini berarti masih ada peluang untuk meningkatkan
jumlah tangkapan yang diperbolehkan. Jika dibandingkan sebaran potensi ikannya,
terlihat adanya perbedaan secara umum antara wilayah Indonesia bagian Barat dan
Timur. Di Indonesia bagian Barat dengan rata-rata kedalaman laut 75 meter,
jenis ikan yang banyak ditemukan adalah ikan pelagis kecil. Kondisi agak
berbeda terdapat di kawasan Indonesia Timur dengan rata-rata kedalaman laut
mencapai 4.000 m. Di kawasan Indonesia bagian Timur, banyak ditemukan ikan
pelagis besar seperti cakalang dan tuna. Selain ikan yang tersedia di lautan,
penduduk Indonesia juga banyak yang melakukan budi daya ikan, terutama di
daerah pesisir. Di pantai utara Pulau Jawa, banyak masyarakat yang mengembangkan
usaha budi daya ikan dengan menggunakan tambak. Jenis ikan yang
dikembangbiakkan disana adalah ikan bandeng dan udang. Selain ikan, kekayaan
laut Indonesia juga berada di wilayah-wilayah pesisir berupa hutan mangrove,
rumput laut, padang lamun, dan terumbu karang. Indonesia memiliki lebih dari 13
ribu pulau sehingga garis pantainya sangat panjang. Garis pantai Indonesia
panjangnya mencapai 81.000 km, ukuran ini merupakan panjang pantai kedua
terpanjang di dunia setelah Kanada. Oleh karena itu, potensi sumber daya alam
di wilayah pesisir sangat penting bagi Indonesia. Tidak salah jika pemerintah
di bawah pemerintahan presiden Jokowi memfokuskan pembangunan maritim di
Indonesia. Kekayaan alam kita yang berupa ikan malah banyak diambil oleh
oknum-oknum dari negara lain berupa praktik pencurian ikan atau illegal
fishing. Ada beberapa wilayah perairan Indonesia yang rawan dengan kegiatan
illegal fishing. Wilayah yang paling rawan dengan praktik pencurian ikan adalah
Laut Arafuru (Papua) di Timur perairan Indonesia.
b. Hutan
Mangrove Hutan Mangrove Hutan mangrove (hutan bakau) adalah tipe hutan yang
berada di daerah pasang surut air laut. Saat air pasang, hutan mangrove
digenangi oleh air laut, sedangkan pada saat air surut, hutan mangrove bebas
dari genangan air laut. Umumnya hutan mangrove berkembang baik pada pantai yang
terlindung, muara sungai, atau laguna. Tumbuhan yang hidup di habitat hutan
mangrove tahan terhadap garam yang terkandung di dalam air laut. Ada dua fungsi
hutan mangrove sebagai potensi sumber daya laut di indonesia yaitu fungsi
ekologis dan ekonomis. Fungsi ekologis hutan mangrove adalah sebagai habitat
(tempat hidup) binatang laut untuk berlindung, mencari makan, dan berkembang
biak. Fungsi ekologis yang lain dari hutan mangrove adalah untuk melindungi
pantai dari abrasi air laut. Fungsi ekonomis hutan mangrove berupa nilai
ekonomis dari kayu pepohonan dan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Biasanya
penduduk memanfaatkan kayu sebagai bahan kayu bakar atau bahan pembuat arang.
Kayu bakau juga dapat dijadikan bahan pembuat kertas. Selain kayu, hutan
mangrove juga dihuni oleh beragam jenis fauna yang bernilai ekonomis, misalnya
udang dan jenis ikan lainnya yang berkembang biak dengan baik di wilayah ini.
Di mana sajakah sebaran hutan mangrove di Indonesia? Hutan mangrove tersebar di
pesisir sebelah barat Pulau Sumatra, beberapa bagian ada di pantai utara Pulau
Jawa, sepanjang pesisir Pulau Kalimantan, Pesisir Pulau Sulawesi, Pesisir
sebelah Selatan Papua, dan beberapa pulau kecil lainnya. Jumlah hutan mangrove
di Indonesia mencapai angka 3.716.000 ha (data dari UNESCO). Hutan mangrove
Indonesia tidak tersebar secara merata. Luas terbesar hutan mangrove berada di
Pulau Papua yang mencapai 3,7 juta ha. Berikutnya adalah Kalimantan (165 ribu ha),
Sumatra (417 ribu ha), Sulawesi (53 ribu ha), Jawa (34,4 ribu ha), Bali dan
Nusa Tenggara (3,7 ha).
c. Terumbu
Karang Terumbu karang adalah terumbu (batuan sedimen kapur di laut) yang
terbentuk dari kapur yang sebagian besar dihasilkan dari koral (binatang yang
menghasilkan kapur untuk kerangka tubuhnya). Jika ribuan koral membentuk
koloni, koral-koral tersebut akan membentuk karang. Sebagai negara kepulauan,
Indonesia merupakan negara yang memiliki terumbu karang terluas di dunia. Luas
terumbu karang Indonesia mencapai 284,3 ribu km2 atau setara dengan 18% dari
terumbu karang yang ada di seluruh dunia. Kekayaan terumbu karang Indonesia
tidak hanya dari luasnya, akan tetapi juga keanekaragaman hayati yang ada di
dalamnya. Keanekaragaman hayati terumbu karang sebagai potensi sumber daya laut
di indonesia juga yang tertinggi di dunia. Di dalamnya terdapat 2.500 jenis
ikan, 2.500 jenis moluska, 1.500 jenis udang-udangan, dan 590 jenis karang.
Mengapa terumbu karang banyak ditemukan di wilayah Indonesia? Terumbu karang
akan dapat tumbuh dengan baik pada suhu perairan laut antara 21O - 29O C. Pada
suhu lebih besar atau lebih kecil dari itu, pertumbuhan terumbu karang menjadi
kurang baik. Karena Indonesia berada di daerah tropis dan suhu perairannya
hangat, pantaslah jika terumbu karang banyak ditemukan di Indonesia. Potensi
dan Persebaran Sumber Daya Laut di Indonesia Terumbu Karang Pertumbuhan terumbu
karang juga akan baik pada kondisi air yang jernih dan dangkal. Kedalaman air
yang baik untuk tumbuhnya terumbu karang tidak lebih dari 18 meter. Jika lebih
besar dari kedalaman tersebut, pertumbuhan terumbu karang juga akan menjadi
kurang baik. Selain persyaratan tersebut, terumbu karang juga mensyaratkan
salinitas (kandungan garam air laut) yang tinggi. Oleh karena itu, terumbu
karang sulit hidup di sekitar muara sungai karena kadar garam air lautnya
menurun akibat bercampurnya air sungai ke laut. Mengapa terumbu karang wajib
dilindungi dari kerusakan? Terumbu karang memiliki banyak manfaat, baik manfaat
yang bersifat ekonomis, ekologis, maupun sosial ekonomi. Adapun gambaran dari
manfaat terumbu karang tersebut adalah sebagai berikut.
Manfaat
ekonomi : sebagai sumber makanan, obat-obatan, dan objek wisata bahari.
Manfaat
ekologis : mengurangi hempasan gelombang pantai yang dapat berakibat terjadinya
abrasi. Manfaat sosial ekonomi : sebagai sumber perikanan yang dapat
meningkatkan pendapatan para nelayan. Terumbu karang juga dapat menjadi daya
tarik objek wisata yang dapat meningkatkan pendapatan penduduk sekitar dari
kegiatan pariswisata. Terumbu karang banyak ditemukan di bagian tengah wilayah
Indonesia seperti di Sulawesi, Bali, Lombok, dan Papua. Konsentrasi terumbu
karang juga ditemukan di Kepulauan Riau, pantai barat dan ujung barat Sumatra.
C. Sumber daya
alam dan pertumbuhan ekonomi
Sumber daya alam dan tingkat
perekonomian suatu negara memiliki kaitan yang erat, dimana kekayaan sumber
daya alam secara teoritis akan menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan
tetapi, pada kenyataannya hal tersebut justru sangat bertentangan karena
negara-negara di dunia yang kaya akan sumber daya alamnya seringkali merupakan
negara dengan tingkat ekonomi yang rendah. Kasus ini dalam bidang ekonomi
sering pula disebut Dutch disease. Hal ini disebabkan negara yang cenderung
memiliki sumber pendapatan besar dari hasil bumi memiliki kestabilan ekonomi
sosial yang lebih rendah daripada negara-negara yang bergerak di sektor
industri dan jasa. Di samping itu, negara yang kaya akan sumber daya alam juga
cenderung tidak memiliki teknologi yang memadai dalam mengolahnya.
korupsi,perang saudara, lemahnya pemerintah dan demokrasi juga menjadi faktor
penghambat dari perkembangan perekonomian negara-negara terebut. Untuk
mengatasi hal tersebut, diperlukan pembenahan sistem pemerintahan, pengalihan
investasi dan penyokongan ekonomi ke bidang industri lain, serta peningkatan
transparansi dan akuntabilitas dalam pemberdayaan sumber daya alam. Contoh
negara yang telah berhasil mengatasi hal tersebut dan menjadikan kekayaan alam
sebagai pemicu pertumbuhan negara adalah norwegia dan bostwana
Walaupun suatu negara memiliki
Sumber daya alam yang berlimpah, belum tentu hal itu dapat memberikan manfaat
besar bagi penduduknya jika tidak dikelola dengan baik. Beberapa fakta telah
menunjukkan bahwa negara-negara yang kaya sumber daya alamnya masih tertinggal
keadaan ekonominya jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang justru
sumber daya alamnya terbatas. Sebagai contoh, negara Jepang memiliki luas
wilayah dan kekayaan alam yang terbatas, tetapi Jepang menjadi negara maju di
dunia, lebih maju dari Indonesia yang memiliki SDA yang melimpah ruah. Oleh
karena itu, pemanfaatan sumber daya alam harus dilakukan secara maksimal dengan
berbagai upaya.
Secara alamiah, penduduk
memanfaatkan potensi sumber daya alam dalam berbagai bentuk aktivitas sesuai
dengan sumber daya alam yang dimilikinya, aktivitas dalam memanfaatkan sumber
daya alam dapat dibagi ke dalam enam aktivitas, yaitu (1) pertanian, (2) perkebunan, (3)
peternakan, (4) perikanan, (5) pertambangan, dan (6) kehutanan.
1. Aktivitas Pertanian
Di Indonesia, aktivitas pertanian merupakan aktivitas
utama yang dilakukan oleh sebagian besar penduduknya. Keadaan tanah yang subur
dan di dukung iklimnya membuat penduduk Indonesia banyak mencari nafkah pada
aktivitas pertanian.
2. Aktivitas Perkebunan
Perkebunan bertujuan untuk menghasilkan komoditas
pertanian dalam jumlah besar. Dengan alasan efektifitas, aktivitas perkebunan
disertai dengan industri pengolahan hasil perkebunan yang sengaja dibangun di
area perkebunan. Komoditas yang dihasilkan biasanya diolah dan dikemas terlebih
dahulu sebelum dijual ke konsumen. Komoditas perkebunan yang berkembang di
Indonesia di antaranya adalah teh, kopi, cokelat, karet, kelapa, dan kelapa
sawit. Saat ini Indonesia menjadi penghasil sejumlah komoditas perkebunan,
seperti tebu, teh, tembakau, kopi, kelapa sawit, cengkih, kelapa, pala, karet,
vanili, lada, dan cokelat.
3. Aktivitas Peternakan
Perhatikan aktivitas peternakan di daerahmu. Hewan
ternak apa saja yang dibudidayakan di Indonesia? Budi daya peternakan yang
dikembangkan di Indonesia di antaranya sapi, kerbau, kuda, babi. Selain itu,
masih banyak ternak lainnya yang dikembangkan oleh penduduk secara mandiri,
misalnya ayam, kambing, domba, dan lain-lain.
4. Aktivitas Perikanan
Indonesia memiliki Sumber daya perairan yang sangat
berlimpah. Curah hujan yang cukup tinggi membuat banyak wilayah yang memiliki
sungai, danau, dan waduk. Tempat-tempat tersebut sebagian telah dimanfaatkan
oleh penduduk untuk aktivitas perikanan. Tentu saja sumber daya alam perikanan
yang jauh lebih besar adalah sumber daya alam yang ada di laut. Luas laut yang
sangat besar atau dua per tiga dari luas wilayah Indonesia, menyimpan berbagai
kekayaan alam, khususnya ikan.
5. Aktivitas Pertambangan
Perusahaan pertambangan dikelola oleh pemerintah
maupun swasta. Banyak perusahaan swasta dari luar Indonesia yang juga ikut
serta melakukan aktivitas penambangan dengan perjanjian tertentu dan sistem
bagi hasil dengan pemerintah Indonesia.
Minyak bumi dimanfaatkan untuk berbagai keperluan,
baik skala besar seperti PLN, maupun untuk rumah tangga, industri, kendaraan
bermotor. Selain dimanfaatkan untuk konsumsi dalam negeri. produksi minyak bumi
dan gas alam Indonesia juga diekspor ke berbagai negara lain.
6. Aktivitas Kehutanan
Sumber daya alam hutan merupakan sumber daya alam yang
juga sangat berlimpah di Indonesia. Hutan dimanfaatkan penduduk untuk berbagai
keperluan, baik sebagai sumber pangan, penghasil kayu bangunan ataupun sebagai
sumber tambang dan mineral berharga. Pemanfaatan hutan selanjutnya dilakukan
secara intensif dengan mengambil secara besar-besaran sumber daya yang ada di
dalamnya.
D. Pemanfaatan
sumber daya alam hayati dan non hayati
Pemanfaatan sumber daya alam harus
diikuti oleh pemeliharaan dan pelestarian. Alam mempunyai sifat yang beraneka
ragam namun serasi dan seimbang. Oleh karena itu, perlindungan dan pengawetan
alam harus terus dilakukan untuk mempertahankan keserasian dan keseimbangan
itu.
Oleh karena itu, agar pemanfaatannya
dapat berkesinambungan, maka tindakan eksploitasi sumber daya alam harus
disertai dengan tindakan perlindungan. Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan
hidup harus dilakukan dengan cara yang rasional antara lain sebagai berikut:
1. Memanfaatkan
sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan hati-hati dan efisien,
misalnya: air, tanah, dan udara.
2. Menggunakan
bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran).
3.
Mengembangkan metoda menambang dan memproses yang efisien, serta
(recycling).
4.
Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan falsafah hidup secara damai
dengan alam.
Berdasarkan
jenisnya, sumber daya alam dapat dibedakan menjadi sumber daya alam hayati dan
sumber daya alam non hayati.
1. Sumber daya alam hayati
Sumber daya
alam hayati adalah sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup, misalnya
tumbuhan dan hewan.
a. Sumber
daya alam dari tumbuhan
Bahan pangan
Sayuran
adalah contoh bahan pangan dari tumbuhan, misalnya bayam, kangkung, wortel,
seledri, dan lainnya.
- Nasi
dibuat dari beras; beras berasal dari padi.
- Roti
dibuat dari terigu; terigu berasal dari biji gandum.
- Kecap,
tahu, tempe, dan oncom berasal dari kedelai.
- Cokelat
berasal dari biji cokelat.
- Permen
dibuat dari gula; gula berasal dari tebu.
- Agar-agar
berasal dari rumput laut.
- Minyak
goreng berasal dari kelapa sawit dan jagung.
Bahan
sandang
Pakaian yang
kamu pakai, pasti ada yang terbuat dari kain katun.
- Kain katun
terbuat dari serat kapas.
- Serat
kapas berasal dari buah kapas.
- Berbagai
kasur, bantal, dan guling diisi dengan kapuk.
- Kapuk
berasal dari buah kapuk.
Peralatan
rumah tangga
Bagian
tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan untuk membuat peralatan rumah tangga
adalah kayu.
- Kayu
dipotong dan dihaluskan menjadi balok dan papan.
- Balok dan
papan digunakan untuk membuat kusen, tiang, pintu, meja, kursi, lemari, dan
patung.
- Kayu juga
menjadi bagian penting untuk membuat gagang pisau, pigura, dan pensil.
- Kertas
juga dibuat dari kayu.
- Selain
kayu, bagian tumbuhan yang banyak dimanfaatkan adalah batang bambu dan rotan.
- Bambu dan
rotan dimanfaatkan untuk membuat meja, kursi, dan lemari.
- Ban sepeda
dan ban mobil terbuat dari karet.
- Karet
berasal dari getah pohon karet.
Produk
kesehatan dan perawatan tubuh
Jamu
termasuk obat tradisional. Jamu dibuat dari berbagai tanaman obat, misalnya
kencur, jahe, kunyit, kumis kucing, dan pace (mengkudu). Berbagai produk
perawatan tubuh menggunakan sari tumbuhan sebagai bahan utamanya. Sampo dibuat
dari lidah buaya, urang aring, kelapa, dan kemiri. Sabun mandi dibuat dari sari
lidah buaya, apel, bunga mawar, dan avokad.
b. Sumber
daya alam dari hewan
Bahan pangan
Hewan
menghasilkan bahan makanan yang lezat, misalnya daging, telur, dan susu.
- Keju
merupakan produk olahan susu.
- Daging
dapat berasal dari ayam, sapi, kambing, kerbau, dan ikan.
- Telur
dapat berasal dari ayam, bebek, dan burung puyuh.
- Susu dapat
berasal dari sapi dan kambing.
Bahan
sandang
Beberapa
bahan sandang bermutu tinggi berasal dari hewan.
- Kain sutra
berasal dari serat kepompong ulat sutra.
- Wol
berasal dari serat rambut (bulu) domba.
- Kulit
sapi, kerbau, ular, dan buaya bernilai tinggi.
- Kulit
hewan-hewan itu dapat dibuat menjadi jaket, pelapis sofa dan jok mobil, sepatu,
dan tas.
Produk
kesehatan
Berbagai
bagian tertentu dari hewan dipercaya merupakan obat mujarab.
- Ada yang
memanfaatkan madu yang dihasilkan lebah sebagai obat.
- Susu
kambing juga bermanfaat untuk kesehatan saluran pencernaan.
- Banyak
orang meyakini bahwa air liur burung walet mampu meningkatkan stamina tubuh dan
keindahan kulit.
2. Sumber
daya alam non hayati
Sumber daya
alam non hayati berasal dari benda tak hidup, antara lain tanah, batuan, dan
bahan tambang.
a. Bahan
bangunan
Sekolah
dibangun dengan menggunakan batu bata, pasir, semen, genting, dan tiang besi.
- Batu bata
dan genting dibuat dari tanah liat.
- Pasir
berasal dari hancuran batuan.
- Semen
dibuat dari batu kapur dan hancuran batuan lain.
- Tiang besi
dibuat dari logam besi.
b. Peralatan
rumah tangga
Saat ini,
bahan yang sering digunakan untuk membuat berbagai peralatan rumah tangga
adalah plastik.
- Plastik
berasal dari bahan kimia buatan yang diolah di pabrik.
- Berbagai
benda dari plastik antara lain ember, baskom, sendok, sedotan, dan kantong
plastik.
- Sendok dan
garpu dibuat dari logam besi.
- Panci dan
penggorengan dari logam alumunium.
- Kalung,
gelang, dan cincin dari emas dan perak.
- Kabel
listrik terbuat dari logam tembaga.
- Ada
berbagai jenis bahan bakar misalnya minyak tanah, gas, bensin, solar, dan batu
bara.
- Minyak
tanah digunakan untuk kompor dan lampu minyak.
- Gas
digunakan untuk kompor gas.
- Bensin
digunakan untuk mobil dan motor.
- Solar
digunakan untuk mesin disel.
- Batu bara
digunakan sebagai bahan bakar industri logam.
E. Landasan
kebijaksanaan pengelolaan sumber daya alam
Pemanfaatan SDA secara berlebihan tanpa memperhatikan
aspek pelestariannya dapat meningkatkan tekanan-tekanan terhadap kualitas
lingkungan hidup yang pada akahirnya akan mengancam swasembada atau kecukupan
pangan semua penduduk di Indonesia. Oleh karena peran pemerintah dalam
memberikan kebjakan tentang peraturan pengelolaan SDA menjadi hal yang penting
sebagai langkah menjaga SDA yang berkelanjutan.
Kebijakan yang di buat oleh pemerintah tidak hanya
ditetapkan untuk dilaksanakan masyarakat tanpa pengawasan lebih lanjut dari
pemerintah. Pemerintah memiliki peran agar kebijakan tersebut diterapkan
sebagaimana mestinya oleh masyarakat. Sesuai dengan Undang-undang 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah dan PP No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom, dalam bidang
lingkungan hidup memberikan pengakuan politis melalui transfer otoritas dari
pemerintah pusat kepada daerah:
1. Meletakkan daerah pada posisi penting dalam
pengelolaan lingkungan hidup.
2. Memerlukan peranan lokal dalam mendesain kebijakan.
3. Membangun hubungan interdependensi antar daerah.
4. Menetapkan pendekatan kewilayahan.
F. Karakteristik
ekologi sumber daya alam
Untuk menjamin keberlanjutan fungsi layanan
sosial-ekologi alam dan keberlanjutan sumberdaya alam dalam cakupan wilayah
yang lebih luas maka pendekatan perencanaan SDA dengan instrumen penataan ruang
harus dilakukan dengan mempertimbangkan bentang alam dan kesatuan layanan
ekosistem, endemisme dan keterancaman kepunahan flora-fauna, aliran-aliran
energi sosial dan kultural, kesamaan sejarah dan konstelasi geo-politik
wilayah. Dengan pertimbangan-pertimbangan ini maka pilihan-pilihan atas sistem
budidaya, teknologi pemungutan/ekstraksi SDA dan pengolahan hasil harus
benar-benar mempertimbangkan keberlanjutan ekologi dari mulai tingkat ekosistem
lokal sampai ekosistem regional yang lebih luas. Dengan pendekatan ekosistem
yang diperkaya dengan perspektif kultural seperti ini tidak ada lagi
“keharusan” untuk menerapkan satu sistem PSDA untuk wilayah yang luas. Hampir
bisa dipastikan bahwa setiap ekosistem bisa jadi akan membutuhkan sistem
pengelolaan SDA yang berbeda dari ekosistem di wilayah lain.
Keberhasilan kombinasi beberapa pendekatan seperti ini
membutuhkan partisipasi politik yang tinggi dari masyarakat adat dalam proses
penataan ruang dan penentuan kebijakan pengelolaan SDA di wilayah ekosistem.
Semakin tinggi partisipasi politik dari pihak-pihak berkepentingan akan
menghasilkan rencana tata ruang yang lebih akomodatif terhadap kepentingan
bersama yang “intangible” yang dinikmati bersama oleh banyak komunitas yang
tersebar di seluruh wilayah ekosistem tersebut, seperti jasa hidrologis. Dalam
konteks ini maka membangun kapasitas masyarakat adat yang berdaulat (mandiri)
harus diimbangi dengan jaringan kesaling-tergantungan (interdependency) dan
jaringan saling berhubungan (interkoneksi) antar komunitas dan antar para
pihak. Untuk bisa mengelola dinamika politik di antar para pihak yang berbeda
kepentingan seperti ini dibutuhkan tatanan organisasi birokrasi dan politik
yang partisipatif demokrasi (participatory democracy).
Kondisi seperti ini bisa diciptakan dengan pendekatan
informal, misalnya dengan membentuk “Dewan Konsultasi Multi-Pihak tentang
Kebijakan Sumber Daya Alam Wilayah/Daerah” atau “Forum Multi-Pihak Penataan
Ruang Wilayah/Daerah” yang berada di luar struktur pemerintahan tetapi secara
politis dan hukum memiliki posisi cukup kuat untuk melakukan intervensi
kebijakan. Untuk wilayah/kabupaten yang populasi masyarakat adatnya cukup
banyak, maka wakil masyarakat adat dalam lembaga maka dari itu kita harus
menjaga sebaik mungkin ekologi sumber daya alam yang ada di lingkungan kita.
Karena sumber daya alam bukanlah hal yang mudah di dapat, apalagi di zaman
sekarang. Ekologinya pun makin sulit dijaga dan dipelihara. Sebagai tunas
bangsa sudah seharusnya kita menjaga dan melestarikan semua itu. Karena itu
akan berguna bagi masa ini dan masa yang akan datang.
G. Daya dukung lingkungan
Lingkungan tidak dapat mendukung jumlah kehidupan yang
tanpa batas. Kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan yang ada didalamnya
disebut daya dukung lingkungan. Sehubungan dengan daya dukung lingkungan, maka
dunia tidak dapat menyangga jumlah manusia yang tanpa batas, apabila daya
dukung lingkungan itu terlampui maka manusia akan mengalami berbagai kesulitan.
Daya dukung lingkungan ditentukan oleh banyak factor,
baik faktor biofisik maupun social – budaya – ekonomi. Faktor itu saling
dipengaruhi.
Faktor biofisik penting, Karena menentukan daya dukung
lingkungan ialah proses ekologi yang merupakan system pendukung kehidupan dan
keanekaan jenis yang merupakan sumberdaya gen, misalnya hutan adalah salah satu
factor ekologi dalam system pendukung kehidupan. Hutan melakukan proses
fotosintesis yang menghasilkan oksigen yang kita perlukan untuk pernapasan kita.
Faktor sosial buda juga mampunyai peranan yang sangat
penting, bahkan menentukan daya dukung lingkungan, sebab akhirnya manusialah
yang menentukan apakah pembanguanan akan berjalan terus atau terhenti.
H. Keterbatasan kemampuan manusia
Setiap kegiatan manusia di alam ini, pada dasarnya
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Kegiatan manusia yang
meningkat dan juga jumlah penduduk yang terus bertambah juga akan memanfaatkan
penggunaan sumber daya alam sebagai sumber energi dan hara yang dapat
mengganggu sistem energi dan sistem hara dalam lingkungan.
Lingkungan juga mempunyai potensi untuk menyembuhkan
kembali sistemnya apabila gangguan tersebut tidak melebihi daya dukung
lingkungan, sedangkan bila terlampaui maka mulai terjadi masalah lingkungan
karena kualitasnya akan menurun bahkan sampai rusak dan tidak dapat diperbaiki
kembali atau lingkungan telah tercemar.
Lingkungan yang tercemar akan mengurangi
kemanfaatannya bagi kehidupan makhluk, terutama manusia. Untuk itu sumber
pencemaran harus dikenali dan kemudian dikendalikan. Salah satu upaya dalam
pengelolaan lingkungan adalah mengatur beban pencemaran dari sumbernya baik
sumber pencemaran udara, air maupun limbah padat sehingga informasi tentang
besarnya beban pencemaran darisetiap sumber amat berguna dalam upaya
pengelolaan lingkungan tersebut.
BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan
Asas-Asas Pengetahuan Lingkungan
Kesimpulan dalam penulisan makalah ini adalah sebuah perbedaan
penting antara ekologi dan ilmu lingkungan adalah
tujuan dari penelitian dalam
disiplin ilmumasing-masing. Tidak
seperti ilmuwan bidang lingkungan, ahli ekologi cenderung fokus
penelitian (kajian) mereka pada populasi yang sangat
spesifik dari makhluk hidup, seperti jenis tertentu
dari rumput atau kelompok ikan. Ahli ekologi berusaha untuk
memahami bagaimana populasi berinteraksi, bereproduksi,
dan berkembang dalam suatu ekosistem. Para ahli ekologi
lebih berkonsentrasi terutama pada faktor-faktor langsung
seperti penyediaan makanan,peristiwa makan memakan, dan seleksi
seksual dalam suatu kelompok melalui pengamatan yang
cermat dan
penelitian sejarah. Ekologi menjelaskan perkembangan
dan adaptasi evolusioner yang mempengaruhi suatu spesies.
Ahli
lingkungan melakukan penelitian laboratorium dan lapangan
untuk belajar tentang berbagai faktor yang
mempengaruhisuatu daerah. Seperti ekologi,
mereka juga mempelajari makhluk hidup dan perilaku
mereka secara rinci. Selain itu, para ahlilingkungan
mempertimbangkan dampak iklim, proses geologi, perubahan suhu, dan siklus air
ketika menyelidiki ekosistem. Sebagai contoh, seorang ahli lingkungan
mungkin melakukan penelitian tentang dampak dari musim
kering terutama pertumbuhan spesies tanaman yang berbeda di suatu daerah. Ilmuwan kemudian
dapat mencoba untuk mengidentifikasi dampak negative yang
dihasilkanpada hewan herbivora di wilayah tersebut.
Dan dalam asas-asas pengetahuan lingkungan harus kita pelajari karena asas-asas
inilah yang menjadi poros disaat kita memanfaatkan sumber daya alam yang ada di
bumi kita dan semua kekayaan alam yang dimiliki oleh bumi kita tercinta.
Sumber Daya Alam
Pada umumnya, sumber daya alam berdasarkan sifatnya
dapat digolongkan menjadi SDA yang dapat diperbaharui dan SDA tak dapat
diperbaharui. SDA yang dapat diperbaharui adalah kekayaan alam yang dapat terus
ada selama penggunaannya tidak dieksploitasi berlebihan. Tumbuhan, hewan,
mikroorganisme, sinar matahari, angin, dan air adalah beberapa contoh SDA
terbaharukan. Walaupun jumlahnya sangat berlimpah di alam, penggunannya harus
tetap dibatasi dan dijaga untuk dapat terus berkelanjutan. SDA tak dapat
diperbaharui adalah SDA yang jumlahnya terbatas karena penggunaanya lebih cepat
daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan
habis. Minyak bumi, emas, besi, dan berbagai bahan tambang lainnya pada umumnya
memerlukan waktu dan proses yang sangat panjang untuk kembali terbentuk
sehingga jumlahnya sangat terbatas., minyak bumi dan gas alam pada umumnya
berasal dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang hidup jutaan tahun lalu,
terutama dibentuk dan berasal dari lingkungan perairan.Perubahan tekanan suhu
panas,selama jutaaan tahun ini kemudian mengubah materi senyawa organik tersebut menjadi berbagai jenis bahan tambang
tersebut.Oleh karena itu kita harus bisa memanfaatkan SDA dengan sebaik-baiknya
sesuai dengan kebutuhan,jangan terlalu berlebihan.Karena kelak anak cucu kita
pasti memerlukan SDA untuk kelangsungan hidupnya.
DAFTAR
PUSTAKA
http://wahyupandu.blogspot.co.id/2015/10/asas-asas-pengetahuan-lingkungan.html
http://mukono.blog.unair.ac.id/2009/09/09/analisis-mengenai-dampak-lingkungan-amdal-dan-faktor-recovery-ekonomi/
http://mukono.blog.unair.ac.id/2009/09/09/analisis-mengenai-dampak-lingkungan-amdal-dan-faktor-recovery-ekonomi/
http://hannitacambridge.blogspot.co.id/2011/11/sumber-daya-alam.html
http://kusdanar.wordpress.com/2010/10/24/landasan-sumberdaya-alam/
http://rikihamdanielektro.wordpress.com/2011/11/05/karakteristik-ekologi-sumber-daya-alam/
http://rav48.blogspot.co.id/2015/10/makalah-pengantar-lingkungan-1_19.html
http://rikihamdanielektro.wordpress.com/2011/11/05/karakteristik-ekologi-sumber-daya-alam/
http://rav48.blogspot.co.id/2015/10/makalah-pengantar-lingkungan-1_19.html
Komentar
Posting Komentar